Jadi inget beberapa hari yang lalu saat nemenin adi les
ngerjain PR. Ada sebuah soal kaya gini “Mengapa nasehat orang tua harus di
laksanakan?” dan aku memberi jawaban “Karena bertujuan untuk kebaikan anak”. Kita
setujulah, nggak ada orang tua yang bakal menjerumuskan atau mencelakakan anaknya
sendiri. So, apapun nasehat orang tua past mengandung unsur kebaikan.
Sama halnya dengan nasehat orang tuaku.
Ceritanya begini, siang itu aku dan adikku yang ganteng tapi
maksa, Si Derek berencana akan mencari pekerjaan. Kebetulan kami lagi
kompak-kompaknya nih, sama-sama nganggur, sama-sama bingung mau nglamar di mana,
sama-sama nggak betah kalau nggak ngapa-ngapain. Jadi karena ada jobfair di
Gedung Wanita kami bermaksud mencari peruntungan di sana. Barang kali ada
perusahaan yang khilaf menerima aku atau adikku untuk bekerja, ya meskipun
dengan resiko bakalan bangkrut nerima karyawan kaya aku dan adikku. Hehehehe
Okay, singkat cerita kami mau berangkat ke Semarang nih,
setelah sebelumnya kami beribet-ribet sia dengan berkas-berkas yang bikin sepet
mata. Saat menentukan motor mana yang mau dipake, muncul perselisihan. Aku
nawarin pake motor aku, dengan kondisi sudah lengkap. STNK, plat nomor dan
nggak ada yang aneh-aneh badan motor, lagian bensinnya juga penuh hehehe ngirit
lah. Tapi si Adikku yang selalu ngrasa ganteng itu, kekeh ingin pake motornya
sendiri padahal plat nomornya belum jadi. Bokap, maksudnya Ayahku tercinta
mengingatkan supaya pake motorku aja seperti pendapatku. Tapi rasanya nggak
mempan aja tuh, yahhhhh terserah deh.
Sampai di Kali Babon, ada oprasi polisi nih. Dengan sotoynya
adikku berkata “Sante mbak, yen aku sing numpaki ra bakal kena oprasi”. Terang
aja kali itu kami lolos dari oprasi lalulintas. Kemudian dengan jumawanya dia
lanjutkan melaju. Ngeng-ngeng-ngeng!!!
Hufttt, alhamdulillah... *batinku
Lanjut deh. Akhirnya sampai di Jalan Dr. Cipto, ada
segerombolan polisi lagi menyebar jaring. Hehehe, kaya nelayan aja nih. Hehehe,
maksudnya njaring pengendara-pengendara yang bandel and nekad nglanggar aturan.
Huuuuuuwwww awas kejaring, hihihihi
(lagi) adikku berkata “buktike neh ya mbak” adikku nglajutin
“yen sing numpaki aku ra bakal ketilang” betul saja, satu polisi dilewati.
Kejumawaannya semakin besar nih, pengen tak jitak nie orang. Lalu lewati lagi
polisi berikutnya, tapi kali ini kami dicegat oleh polisi. Mlipir deh ke
pinggir. Huft, urusan sama polisi deh gara-gara ban motor adikku nggak
standart. Hemmmm....
Saat itu aku bingung harus ngapain. Pengen ketawa tapi sedih
juga kena tilang. Hemmmm, satu kata “Mulane manut ngendikane wog tuwa”
Dik Derek sayang, andai kamu nurutin ayah tadi pagi pasti
nggak jadi ikan dalam jaring polisi. Karma kali ya... #akurakpopoa
0 komentar:
Posting Komentar