Waktu itu di sebuah pelatihan, aku lagi
serius-seriusnya merhatiin materi tiba-tiba ada bbm masuk.
“Ken, kamu nikah
kapan?”
Whaaattt!!!!
Apa-apaan ini? Nggak ada angin nggak ada hujan matahari bersinar cerah simpang
lima juga masih di semarang. Kenapa kamu tiba-tiba nanya aku kapan nikah?
Sebelumnya ngobrol juga nggak.
Heran deh,
semakin kesini pertanyaan-pertanyaan semacam itu semakin nggak mandang konteks.
Hellllooowwww!!! Sis! Bro! gue lagi pelatihan! Bukan ikut seminar kelas cinta,
tapi pelatihan pembuatan media pembelajaran. Apa hubungannya sama gue nikah
kapan.
Kecuali, kalau
kamu nggak sengaja ketemu aku di sebuah kondangan, nah kalau pas itu kamu nanya
“Kalau Nikken kapan nih nyusul?” meskipun tetep nyesek sih cuman konteksnya
tepat, suasana juga mendukung.
Nah, loh!!! Pas
pelatihan, pemateri lagi nerangin sesuatu dan aku juga lagi serius-seriusnya
tuh merhatiin, tiba-tiba bbm masuk kamu nanya aku kapan nikah. Aku harus jawab
apa? Misal aku jawab “Wah, belum tahu” atau “Belum tahu jodohnya nih” apa terus
kamu bakal ngasih solusi? Tiba-tiba kamu bawain aku jodoh gitu? Belum tentu
kan?
Teman, please
tolong jangan pecah konsentrasiku dengan pertanyaan-pertanyaan yang belum tentu
aku bisa jawab. Lagian pertanyaan seperti itu lebih sering membuat aku baper
dan galau, ujung-ujungnya mandheg dalam berkarya. Pikiran jadi kacau, ide nggak
mau keluar, karya? Jangan ditanya, pastilah tersendat.
Ok, ok…. Aku
bukannya nggak mikirin soal pernikahan. Aku mikir, bahkan sangat memikirkannya.
Jungkir balik aku mikirin itu. Apa mau dikata kalau jodohnya belum ketemu? Apa
aku harus pergi ke tempat ramai terus merhatiin satu-persatu cowok di sana,
kalau ada yang cakep dan sekiranya cocok langsung aku Tanya “mau nikah sama aku
nggak?” gitu?
Enggak kan????
Sekarang aku
dalam posisi menunggu. Menunggu dipertemukan sama jodohku. Dalam masa penantian
ini, aku nggak mau terjebak di lingkaran galau dan baper yang nggak
berkesudahan itu. Aku memilih untuk membuat karya, apapun itu. Sekuat tenaga
aku mengesampingkan kegalauan dan kebaperanku akan pertanyaan kapan aku nikah,
demi menciptakan karya-karya yang dapat menjadikanku menjadi manusia yang lebih
baik, (nah lo, panjang banget kan) berguna dan menghasilkan tentunya. Yahhh,
lumayan lah bisa nambah-nambahin modal nikah.
Sampai pada
akhirnya ketika waktunya tiba, aku dipertemukan dengan jodohku. Di saat itulah
aku sudah siap, siap yang sesiap-siapnya. Jadi, selama aku masih dalam posisi
menunggu, tolong dukung aku, semangati aku, supaya aku dapat berkarya, dapat
meraih impian-impian yang belum terwujud.
Mulai sekarang
stop ya nanya “Nikken kapan nikah?” Ini nggak hanya buat aku, tapi juga untuk
semua orang yang setia berjuang dalam proses penantian seperti aku. Mari saling
mendoakan, untuk kebaikan aku, kamu dan semuanya. Semoga hidup kita selalu
menyenangkan dan penuh keberkahan. Amiin.
Malam minggu
yang menyenangkan bukan, meskipun aku hanya tidur tengkurap sambil mainan
laptop. Iya kan?