Sabtu, 18 Januari 2014

Adikku Sayang Adikku Malang

Diposting oleh Derek Saputri di 08.12
Annisa dan Nikken
 Awalnya, ketika tercetus ide untuk membrojolkan blog ini aku berkomitmen untuk secara rutin menulis di setiap malam minggu. Namun kenyataannya hehehehe (cengengesan nggak jelas) ..... baru tiga postingan yang ada dan setelah itu aku tenggelam dalam kesibukanku tanpa ada yang bisa menolong, padahal kalian kan tahu kalau aku nggak bisa renang. LHO!!!!!

Terus terang, terang terus . . . . (kaya lampu aja) aku malu karena nggak bisa menuhin komitmenku sendiri. Komitmen sendiri aja dilanggar apa lagi sama orang lain, nggak heran sampai sekarang masih ngejomblo aja. Lha, lha, lha kok sampai itu? PLAAKKK!!!!!

Ok, balik lagi ke jalan yang benar. Nah mulai malam minggu ini aku aka berusaha untuk semakin giat menulis supaya kamu semakin terjerumus dalam jerat ke-absurd-an ku. Hahahahaha (ketawa jahat sambil nyengir). 

Kali ini aku pengen cerita tentang adikku yang cewek. Si bungsu ini namanya Annisa, 13 tahun, kelas VIII SMP.Pada dasarnya nggak ada hal istimewa darinya, sama seperti anak-anak seumurannya yang lagi menginjak masa puber,sering berisik sendiri kalau lagi kumpul-kumpul, ketawa-ketiwi kagak jelas, sering senyum-senyum sendiri kalau baca sms (ups! itu aku) dan masih banyak lagi, pokoknya khas anak SMP lah.

Anis, begitu dia di sapa di rumah maupun di sekolah dan di jalan, kecuali tetangga sebelah rumah yang manggil "Gernis" singkatan dari seger manis. Jadi pas adikku lahir lagi buming-bumingnya iklan sirup dengan takeline "Gernis, gernis, segar manis" entah apa yang mengilhami tetanggaku yang baik hati, ramah dan suka menabung ini serta merta menganugrahi adikku dengan sebutan Gernis, dikira sirup apa adikku? Lupakan!!! Iya jadi begini, Si Gernis, eh Anis maksudya seseorang yang sedikit tertutup, jadi kalau ada masalah sebisa mungkin diselesaikan sendiri. Daaaaannn, satu hal yang menurutku persamaan antara aku dan dirinya yaitu stay cool atau keep calm meskipun dalam keadaan panik. Bingung ya? contoh kecil gini kalau ada gelas pecah, cewek lain biasa teriak histeris Aaaaaagghhhhhhh!!!!! UUuuuuuuhhhhtttt!!!!! udah kaya srigala nginjek paku baja tapi dia tetep kalem dan paling cuma nengok da berkata dalam hati "Oh jatuh?" lalu dengan cueknya melanjutkan aktivitas. Keren kan? Nahhhh, aku juga gitu.

Sekilas nampak keren ya, stay cool dan kalem. Tapi kadang juga bisa membawa petaka. Jadi gini ada satu kejadian yang belum lama terjadi beberapa hari yang lalu. Rumah hampir kebakaran. Aku aja jadi lemes, karena apinya lumayan gedhe. Tapi tetep stay cool, gue gitu loh!!!

Mulai masuk cerita yeeee, kronologinya seperti ini:
1. Pagi-pagi ibu udah pesen ke aku, "Nok, nanti ayamnya di goreng ya, trus masak ini.... itu... sayur.... sambel... bla, bla, bla, bla, bla..." intinya nyuruh aku masak. aktivitas rutin tiap pagi. Dengan nyawa yang masih separuh aku berusaha mencatatat semua petuah dari ibu. LAlu tak lama ibu pergi ke pasar mau jualan dan aku kembali tiduran di kamar berusaha mengumpulkan nyawa yang tertinggal di kasur.

2. Di saat aku masih berusaha keras mengais kepingan-kepingan nyawa yang berserakan tiba-tiba aku dikagetkan dengan asap tebal dan nyali api yang terpantul dari pintu kulkas. Serta merta saat itu juga semua nyawa menempel ke badan. Kalau di ilustrasikan seperti lego yang berserakan lalu dengan satu petikan Ting!!! semua bersatu menjadi bentuk yang sempurna. Aku langsung lari menuju dapur, udah kaya kabut asap jarak pandang nggak lebih dari 3 meter (ya iyalah dapurnya cuma ukuran 3-3 m kok), dan dari tempat aku berdiri aku bisa melihat Anis di kamar mandi lagi nyiram wajan berapi. Reflek aku bertanya "Kenapa?, ada apa? bagaimana? dst..." tapi nggak ada jawaban. Aku tahu adikku masih syok, dan belum bisa cerita apa-apa. Mukanya panik meskipun diem. I know what you feell sist. Ok, aku nggak tanya apa-apa lagi. Tapi aku tahu ada luka bakar di kaki kirinya karena kecipratan minyak panas.

3. Dari olah tempat kejadian perkara atau TKP, aku tahu kronologinya. Jadi dia lagi nggoreng ayam buat sarapan, mungkin karena api yang terlalu besar dan ayam yang digoreng cuma satu doang alhasil tambah cepet angus. Angusnya ayam beserta wajannya menimbulkan asap yang ih waow bingit. Adikku panik di cipratkanlah air ke wajan yang diluar dugaan malah nambah gedhe aja tu api. Semakin panik dengan beraninya dan tanpa pikir panjang si api bakal nyakitin muka dan rambutnya atau tangannya di angkatlah wajan itu dan di jatuhin ke kamar mandi lalu di siram. Mungkin saat jatuhin wajan tadi beberapa minyak mendarat ke kaki kiriya. Hemmmmm it's so bad. Aku kira cuma dikit ternyata luka bakarya lumayan cui, sampai di atas mata kaki. Ngeri deh kalau ngliat. Kasihan juga.

Jadi inget dulu pas TK, kakiku pernah kebakar kaya gitu. Bedanya kalau Anis kena luka bakar karena ingin menyelamatkan rumah dari kebakaran, kalau aku karena nggak tahu lewat di sampah-sampah yang lagi di bakar. Aku nggak tahu saat itu berpikir apa? mungkin ingin membuktikan kalau api itu panas, atau ingin ikut audisi pemain debus profesional. hehehe dan tanpa aku sadari kaki kananku udah melepuh. Dan anehnya aku tetep stay cool.

Hikmah yang bisa diambil dari kisah diatas, bagi orang tua, kakak, om, tante, atau siapapun, dampingilah keluarga kamu terutama yang masih dibawah umur ketika beroperasi di dapur. Dan ingat API itu PANAS.
hehehehehe

Semoga Anis, segera sembuh luk bakarnya dan tidak trauma dengan dapur terutama kompor gas. Amiin

0 komentar:

Posting Komentar

 

Malam Minggu Nikken Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | Illustration by Enakei | Blogger Blog Templates