Minggu, 26 Januari 2014

My Super Mom

Diposting oleh Derek Saputri di 20.42 0 komentar
Ini ibunya aku
What’s up every body? Maaf banget minggu ini telat posting cerita malam minggu ku. Yeeee, seperti kamu tahu lagi musim banjir dan kediaman tercinta nggak luput dari pembagian jatah air yang begitu, begitu dan begitu melimpah! Nah ceritaku kali ini nggak jauh-jauh dari banjir dan akan mengangkat tokoh dari orang terdekatku, slah seorang dari anggota keluarga Derek. Siapa dia? IBUKU.
Eng-ing-eng!!!

Karena ini cerita ibuku, emmmm sebenere agak takut sih. Takut durhaka sama beliau. Yah, harapannya habis ini aku nggak jadi Malin Kundang versi cewek lah ya. Ssssttt!!! (agak bisik-bisik) jadi ini rahasia antara kamu dan aku doang ya, jangan bilang siapa-siapa, Janji?
Oke, aku cerita!!!

Nah, sore itu Kamis 22 Januari 2014. Hujan turut dengan ganasnya di desa kami. Pelan tapi namun cepet akhirnya sungai di sebelah rumah nggak kuasa menampung debit air ya begitu luar biasa. Mbleber deh ke rumah warga. Termasuk rumahku. Awalnya hanya halamannya aja yang banjir, tapi air semakin naik, naik, dan naik kemudian dia mengetuk pintu terus duduk-duduk deh di ruang tamu, akhirnya menyebar ke seluruh sudut rumah. Heran ini air apa orang yang tersesat ya? Pokoknya gitulah.

Barang-barang udah dinaikkan, insyaAllah semua aman. Ketinggian air pada saat itu masih 30cm. Aku lagi telpon-telponan sama sahabatku, Dian. Dia tanya keadaanku, banjirnya seberapa, makanan dan minuman kurang apa nggak, baju hangat, mau ngungsi di mana, terus itu airnya deres apa nggak, bobok di mana dannnnnnn..... masih banyak lagi. Sampai aku berpikir sepertinya aku salah telah mengabari dirinya. Pengennya sih, aku yang ditenangin eh! Malah aku yang harus nenangin dia soalnya dia malah lebih panik. Hehehehe sebegitu sayangnya dia terhadap diriku. Ow.ow.ow

Lanjut! Ditengah asiknya obrolan kami. Emmm, settingnya di ruang tamu ya, aku lagi jongkok di atas ranjang yang sengaja di pindah ke situ. Nggak ada alasan tertentu sih memilih posisi jongkok, dan juga bukan karena aku pengen pup sambil telponan. Ya, kembali ke jalan yang benar! Jadi di tengah asiknya obrolan kami berdua lalu dengan santainya seekor ular coklat seukuran dengan belut remaja agak tua melenggang anggun sambil melambaikan tangan bak putri Indonesia di depanku. Ular mana punya tangan?! Saat itu aku hanya diam, terkesima, kaget, speechless, bingung, nggak percaya, takjub, tercengang, haduh apa ya? Intinya aku takut sampai nggak bisa ngapa-ngapain. Pilihan terakhir ya, “Ibuuuuuuuuu!!! Ada ular masuk rumah!!!” (kejadian aslinya pake bahasa Jawa, sudah aku Indonesiakan agar semua ngerti). Sekejap, setelah mendengar teriakanku ibu datang layaknya super women yang akan menyelamatkan anak kecil yang nyangkut di pohon, lengkap dengan senjatanya. Sebuah tongkat sapu. “Mana ularnya?” tanya ibu. “Masuk kamar” jawabku masih shock dan semakin shock melihat heroiknya ibuku. Love you full deh pokoknya.

Tanpa menunggu komando dari siapapun, karena emang nggak ada yang ngasih komando hihhihihi ibu masuk ke kamar. Entah apa yang terjadi di kamar itu. Dalam pikiranku ibu langsung memukul ular itu, mencekeknya, membantingnya, dan ngata-ngatain ‘dasar ular nakal, masuk rumah nggak permisi!’ atau ibu berperang dulu dengan jurus-jurus layaknya sinetron laga, karena ternyata ular itu adalah siluman. Adu juruspun tak terelakan, ibuku dengan tongkat saktinya mengarahkan tembakkan api yang mematikan ke arah ular. Si ular tak mau kalah, menyembur dari mulutnya yang unyu-unyu semburan pembeku yang dapat membekukan apapun di sekelilingnya. Dengan gesit ibu dapat menghindarinya. Singkat cerita setelah beradu jurus dan kekuatan pertempuran yang hanya terjadi dalam pikirannku itu dimenangkan oleh sang Ibu. Yeeeeeeee, tepuk tangan dong untuk ibuku. Hehehehe
Tapi yang sebenarnya terjadi adalah “Aaaaaggghhhtttt!!!!! Aaaaaggghhhtttt!!!!! Aaaaaggghhhtttt!!!!!” teriakan ibu histeris.
Saat itu aku bingung lengkap dengan takut. Pikiranku bertanya-tanya. What happen with my mom? Apakah digigit? Apa berhasil mengalahkan ular? Atau?
“Ibu kenapa?” tanyaku tak kuasa menahan rasa penasaran “Bu, kenapa?” tanyaku sekali lagi.
Tak ada jawaban dari dalam. “Ibuuuuuuuuuuuuuu” suaraku semakin panik.
Lalu ibu keluar dari kamar, masih dalam keadaan utuh. Huft! Alhamdulillah. Aku lihat mukanya shock, kesimpulannya ibu lebih takut dari aku makanya tadi sampai histeris teriak-teriaknya. Hemmmmm, jauh dari bayang-bayangku tadi. Ibuku keok.

Finnaly, ayahkulah yang turutn tangan untuk memusnahkan ular nakal itu. Nggak tau deh menggunakan jurus apa, yang jelas hanya dengan waktu kurang dari 5 menit ayah keluar dengan membawa ular unyu nan nakal yang udah nggak berdaya. Melihat itu ibuku udah tenang kembali. 

Super hero yang sesungguhnya untuk situasi sperti ini adalah Ayah!!!! Yeeeaaahhh, ini bukan berarti ibu nggak ada apa-apanya. Ibu mah, tetep yang nomer satu di hati aku. Beliaulah pahlawan sejatiku. Hohoho. Hari ini thank’s mom, thank’s dad!!! Love you full

Sabtu, 18 Januari 2014

Adikku Sayang Adikku Malang

Diposting oleh Derek Saputri di 08.12 0 komentar
Annisa dan Nikken
 Awalnya, ketika tercetus ide untuk membrojolkan blog ini aku berkomitmen untuk secara rutin menulis di setiap malam minggu. Namun kenyataannya hehehehe (cengengesan nggak jelas) ..... baru tiga postingan yang ada dan setelah itu aku tenggelam dalam kesibukanku tanpa ada yang bisa menolong, padahal kalian kan tahu kalau aku nggak bisa renang. LHO!!!!!

Terus terang, terang terus . . . . (kaya lampu aja) aku malu karena nggak bisa menuhin komitmenku sendiri. Komitmen sendiri aja dilanggar apa lagi sama orang lain, nggak heran sampai sekarang masih ngejomblo aja. Lha, lha, lha kok sampai itu? PLAAKKK!!!!!

Ok, balik lagi ke jalan yang benar. Nah mulai malam minggu ini aku aka berusaha untuk semakin giat menulis supaya kamu semakin terjerumus dalam jerat ke-absurd-an ku. Hahahahaha (ketawa jahat sambil nyengir). 

Kali ini aku pengen cerita tentang adikku yang cewek. Si bungsu ini namanya Annisa, 13 tahun, kelas VIII SMP.Pada dasarnya nggak ada hal istimewa darinya, sama seperti anak-anak seumurannya yang lagi menginjak masa puber,sering berisik sendiri kalau lagi kumpul-kumpul, ketawa-ketiwi kagak jelas, sering senyum-senyum sendiri kalau baca sms (ups! itu aku) dan masih banyak lagi, pokoknya khas anak SMP lah.

 

Malam Minggu Nikken Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | Illustration by Enakei | Blogger Blog Templates