rumitkan? |
Malam minggu, sepertinya banyak
malam minggu-malam minggu yang terlewatkan. Basi kali ya klau aku minta maaf
karena sudah terlalu lama mengesampingkan blog ini. Andai ia pacarku mungkin
kami udah putus jauh-jauh hari. Beruntungnya diriku ia sangat penyabar dan rela
menungguku untuk sekadar berbagi cerita malam ini.
Sekarang aku pengen membahas
tentang putus. Hah?!!! Putus??? Iya putus, itu lho kalau pacaran udah nggak
cocok ya akhirnya putus atau dengan kata lain nambah daftar mantan. Hehehehe. Kenapa
kok tiba-tiba aku pengen bahas ini? Sebenernya nggak tiba-tiba sih, udah sejak
lama pengen bahas ini seringnya mandeg di tengah jalan. Selain itu sebagai
pelamppiasan aja, biar plong karena udah cerita. Emang pengalaman pribadi sih. Cukup
menyakitkan tapi memberi pelajaran yang sangat berarti.
Bagiku, putus bukan hal yang
asing. Selama ini emang udah beberapa kali mencoba menjalin hubungan dengan
laki-laki yang katanya “pengen serius”, paham maksudnya kan? Oke, lanjut! Namun,
beberapa kali juga ternyata hubungan tersebut tak bisa dilanjutkan dengan
beragam alasan yang melatarbelakangi. Dan ujung-ujungnya ya putus.
Apapun alasannya, bagaimanapun
caranya atau siapapun yang memutuskan, namanya putus pasti sakit. Setuju nggak?
Dan semua orang paham akan hal itu. Makanya nih, kadang beberapa orang nyari
cara biar memperhalus putus biar nggak terlalu nyakitin. Karena aku cewek jadi
aku ngomong berdasarkan sudut pandang cewek. Punten sebelumnya kalau ada
hal-hal yang nggak sesuai “di mata cowok”.
Dengan dalih tidak ingin
menyakitkan ceweknya, seorang cowok kalau mau putus biasanya merendahkan diri
sendiri, kek gini nih
“Aku nggak pantes buat kamu…”
“Kamu terlalu baik buat aku….”
“Di luar sana banyak cowok lain
yang lebih pantas buat kamu…”
Helllloooo??? Kalau kita blanja
di pasar mau beli buah pasti kita pilih-pilih biar dapet yang paling baik kan? Nah
lo, cewek kamu udah baik dan sempurna buat kamu terus kenapa malah pengen
diputusin? “Kamu terlalu baik buat aku…” kalimat ini akan membuat cewek jadi
bingung. Jadi harusnya gimana? Aku harus lebih jadi cewek jahat? Gitu?
Sebenernya banyak sih, cara cowok
mutusin ceweknya yang lebih klise dari ini. Tapi sengaja aku bahas satu aja
yang ini karena memang kemarin yang kejadian seperti ini. Ini, ini, ini dan
ini. Busyet, banyak banget kat ininya di paragraph ini. Kan?
Setelah aku dengar kalimat-kalimat
tadilangsung nih aku samber
“Mas, pengen putus?”
Kalau di sinetron nih, udah
dibarengi dengan bunyi gledek.
Anehnya cowokku saat itu malah
berkilah, “Nggak gitu maksudnya…..” bla-bla-bla-bla dia ngejelasin lagi panjang
lebar. Aku samber lagi kan
“Mas, pengen putus?”
Berkilah lagi dia, ngomongin
jaraklah, hp lah, bbm lah dan lain sebagainya. Panjang lebar deh, yang intinya udah
nggak bisa nglanjutin hubungan alias putus. Tapi ketika ditegasin “pengen putus?”
jawabnya selalu “nggak gitu…” so what? Lalu apa? Jadi cowok kok nggak jelas
sih? Takut kalau aku nggak bisa nrima keadaan? Terakhir nih, aku tegesesin
“Mas, pengen putus?”
“Nggak gitu…..”
“Ya udah, jadi aku yang minta
putus sekarang” dan akhirnya aku yang bikin keputusan “terimakasih atas
waktunya selama ini semoga dapat menjadi pembelajaran buat kita berdua supaya
semakin dewasa”
Begitu, akhir cerita sama mas-mas
yang nun jauh di sana. Perlu diketahui ya bagi semua cowok di luar sana, tolong
deh kalau cara putus yang di atas jangan dipraktikan kecewek kamu semisal
pengen putus. Adalah cara-cara lain yang lebih rasional dan bisa diterima akal
sehat buat mutusin cewek. Nggak perlu memperhalu bahasa putus biar nggak
nyakitin. Sehalus-halusnya tuturan kamu kalau intinya putus ya bakal tetep
sakit juga akhirnya. Ajak ngobrol aja bareng, diskusi sehingga kedua belah
pihak bisa saling mengerti dan menerima. Tetep sakit sih, tapi mending nggak
nyesek.
Kalau kamu udah yakin sama
seseorang, hindari deh kata putus. Sejengkel, sesebel, apapun pasanganmu terima
dia apa adanya. Putus itu bikin sakit. Beneran deh, makanya jangan putus. Pertahanin
tuh, sampai akhirnya kalian jadi partner selamanya.
Selamat Malam, dan Selamat Bermalam Minggu.
0 komentar:
Posting Komentar